Saturday, December 8, 2012

Christmas Market

Sudah masuk bulan Desember berarti tidak perlu heran kalau di mana-mana bertaburan hiasan Natal yang di dominasi oleh warna putih yang berarti salju, hijau yang berarti pohon Natal (cemara), dan merah yang berarti Santa. Hampir di setiap daerah, terutama di kota-kota besar akan dihiasi pernak-pernik Natal dari mulai pohon cemara -dalam bahasa Prancis disebut sapin, dari yang berukuran kecil sampai yang berukuran raksasa. Walaupun saya tidak merayakan Natal, tapi ketika saya berada di Prancis, suasana Natal sangat terasa, hal ini sangat berbeda ketika saya masih berada di Indonesia.
Di Prancis, tidak sedikit orang yang tidak percaya adanya Tuhan, tapi mereka menanti datang nya hari Natal dengan suka cita terutama pada anak-anak yang masih percaya degan kisah Santa. Orang dewasa pun berburu hadiah Natal untuk anak-anak dan sanak saudara mereka. 

Beberapa Stan di Marché de Noël
Di negara-negara Barat seperti di Prancis, setiap menjelang Natal, biasanya akan di buka Christmas Market atau dalam bahasa Prancis nya di sebut Marché de Noël. Saya mendatangi salah satu Marché de Noël yang ada di Bayonne, Prancis Selatan. Ketika saya masuk, banyak stan penjual barang-barang atau makanan unik dari berbagai negara di Eropa. Beberapa negara diantaranya adalah Italia, Portugal, Inggris, Bulgaria, Polandia, Hungaria, Rusia, dan masih banyak lagi. Setiap stan menawarkan barang atau makanan khas masing-masing negara.

Saya bersama lilin madu!
Contohnya seperti Polandia yang menjual lilin dan berbagai bentuk korek api kayu khas negara tersebut. lilin yang ditawarkan juga bukan lilin biasa, dibuatnya masih dengan cara tradisional dan bahan dasarnya adalah madu! 
Kemudian stan Italia yang menawarkan berbagai macam makanan khas Italia, salah satu nya cokelat dengan berbagai rasa, dari mulai rasa normal seperti cokelat, kopi, karamel, sampai cokelat yang mengandung alkohol seperti rum dan wiski. 
Kedai kosmetik dari susu keledai
Di Marché de Noël juga ada sebuah stan dengan seekor keledai disebelah nya, yang menjual berbagai kosmetik dan krim wajah yang berasal dari susu keledai. Ada yang pernah coba ??


Bapak pejual Pomme d'Amour
Sebuah stan unik lainnya adalah stan yang menjual permen loli pop dari ukuran yang kecil sampai yang sangat besar, stan tersebut juga menjual Pomme d'Amour, yaitu sebuah apel yang dilapisi cairan strawberry yang sudah membeku, rasanya pun manis seperti permen. Biasanya Pomme d'Amour dibeli oleh seseorang yang kemudian diberikan kepada kekasih nya atau seseorang yang dia suka. Harga satu Pomme d'Amour hanya € 2.00 atau sekitar 24000 rupiah.

Di sana juga terdapat sebuah restaurant yang bertemakan Natal, namun restaurant tersebut tidak berada di dalam bangunan biasa, melainkan berada di sebuah tenda raksasa yang bergelembung berwarna putih seperti rumah suku Eskimo, Igloo.

Saya menyarankan kalian untuk datang ke  Marché de Noël ketika sedang berada di negara Barat. Biasanya Marché de Noël buka dari awal Desember sampai akhir Desember. Karena saya yakin bahwa kalian akan menyukai nya!

Selamat hari Natal !!

Thursday, December 6, 2012

Ini Kisah Indomie ku, Apa Kisah Indomie mu ?

Jadi ceritanya, sekitar beberapa belas hari yang lalu, saya diajak makan siang sama beberapa orang Indonesia (Alhamdulillah ada orang Indonesia juga yang terdampar di daerah Bayonne dan sekitarnya). Setelah berbincang-bincang cukup lama dengan mereka, salah satu dari mereka  -sebut saja D- keceplosan bilang kalo ada toko yang jual Indomie, jadilah saya semangat '45 buat tau di mana letak toko itu, naik apa ke sana, dan sebagainya. Nama tokonya FRANCE ASIA, ya isinya produk-produk Asia, salah satunya Indomie. Niat saya ke sana itu keesokan harinya, tapi karena ketika mau pulang ke Hossegor, saya telat 6 menit, bus yang biasa mengantar saya pulang pun dengan tega meninggalkan saya ! Ada untungnya juga karena di Jakarta kita bisa menumukan kendaraan umum di mana-mana, dari mulai bajaj, ojek, angkot, bus, sampe taksi. Coba kalo di sini, telat ENAM MENIT aja bisa membuat saya harus menunggu sekitar 2 jam untuk naik bus selanjut nya! Benar-benar orang barat itu dididik untuk menghargai waktu ya T.T
Dari pada saya bengang-bengong gak jelas, jadi saya memutuskan buat pergi beli Indomie di France Asia. Saya harus naik bus nomer 11, tapi saya telat sekitar 10 menit menuju halte, dan bus selanjutnya baru ada jam 16.45 dan saat itu saya berada di jam 16.11, sedangkan bus yang akan membawa saya pulang itu jal 17.30. Jadi saya mencari cara bagaimana saya bisa ke toko France Asia tersebut dan kembali ke halte (La Place Republique) sebelum jam 17.30. Saya pun memutuskan untuk naik bus A2, sebenarnya agak melenceng dari toko itu, tapi toh saya bisa jalan kaki sedikit. Dan ternyata setelah saya sampai di halte tujuan A2, ternyata untuk sampai ke toko Asia tersebut, saya harus berjalan kaki sekitar hampir 20 menit! Ya, tapi karena saya lagi ngidam Indomie, rasa lelah pun sirna di telan malam (padahal itu masih sore, loh!).
Akhirnya sampailah saya ke toko yang saya cari-cari selama 3 bulan lebih. Saya pun masuk dan langsung mencari rak Indomie! Yeeeeyyy!! Rasanya terharu bisa melihat bungkus indomie dengan berbagai rasa, dari mulai rasa mie goreng biasa, mie goreng rendang, mie goreng sate, mie rebus soto, kari ayam, dan masih ada beberapa macam rasa lainnya. Satu bungkus Indomie harganya €0.65, kalo di Prancis harga segitu emang ga ada apa-apanya, tapi kalo dibandingkan sama harga di Indonesia, harga di sini itu lima kali lebih mahal dari pada harga di Indonesia. Tapi demi memuaskan hasrat buat makan Indomie, saya langsung beli 10 bungkus dengan berbagai macam rasa, akhirnya ketemu juga itu mie :')
Waktu sudah menunjukan pukul 17.10, dan berarti saya hanya punya waktu kurang dari 20 menit buat kembali ke La Place Republique, kalo engga saya harus menunggu dua jam lagi buat naik bus selanjutnya! La vie est dure, kawan. 

Kalo pake rumus matematika, saya gak mungkin naik bus A2 karena untuk menuju halte tersebut, saya harus jalan kaki selama hampir 20 menit, belum nunggu bus nya, dan lama perjalanan, jadi saya akan terlambat buat naik bus menuju Hossegor. Jadi saya memutuskan buka Map di Tab dan mencari halte terdekat buat naik bus nomer 11. Karena saya (agak) buta peta, jadi saya malah bengong sendiri. Nah, kalo kata orang pintar "malu bertanya, sesat di jakan", dan karena saya bisa lumayan pintar walaupun pemal, akhirnya saya memutuskan untuk bertanya kepada seseorang, kebetulan ketika itu ada seorang pria muda yang baru saja belanja di toko yang sama, dia baru akan pergi dengan motor besar nya, tapi saya segera bergegas buat bertanya bagaimana cara tercepat buat sampai ke Gare de Bayonne, setelah berpikir beberapa detik, dia menawarkan diri untuk mengantarkan saya sampai tujuan. Tanpa pikir panjang, saya langsung meng-iya-kan tawaran mulia itu. Dia pun mengemudikan motor nya TAPI menuju arah yang berlawanan dengan semestinya! Saya pun curiga dan berpikiran yang macam-macam. Dalam hati "wah anjir, mau di bawa ke mana nih gue??? Jangan-jangan gue mau diculik, atau dijual, atau bahkan dibunuh terus dibuang ke laut Biarritz??!! Aduh mana bulan depan gue ulang tahun, masa gue gak sempet ngerasain umur 20 tahun gue!! Mampus gue!!!" Akhirnya saya pura-pura menanyakan bagaimana cara ke Gare de Bayonne, terus pria muda itu bilang kalo dia akan mengantar saya SETELAH ITU! Well, kata "setelah itu" membuat saya makin mikir yang aneh-aneh. Kalo dipikirkan dengan logika, berarti kita berdua akan ke suatu tempat terlebih dahulu, baru "setelah itu" dia akan mengantar saya ke Gare de Bayonne!
Gak lama setelah itu, sampailah kami sampai di sebuah tempat, ada sebuah gedung dengan arsitektur yang unik, bar-bar, tempat untuk bermain skateboard, dan laut. Di sana juga ramai dan banyak sekali anak yang baru pulang sekolah. Saya makin heran, gak mungkin saya akan diculik atau bahkan dibunuh di tempat ramai seperti ini.
Setelah dia memberhentikan motor nya, saya pun bertanya apa yang kita lakukan di tempat ini, dia pun memasang muka bingung dan heran. Kemudian dia bilang "Mais on dit que le BAR c'est ici" yang berarti dia salah dengar ketika sebelumnya saya bila GARE! Akhirnya saya menjelaskan sekali lagi kalo saya mau ke La GARE de Bayonne, bukan BAR de Bayonne!! Dan dia pun tertawa geli, begitu pun dengan saya, apalagi dengan pikiran-pikiran jahat saya selama di jalan hahaha
Akhirnya dia kembali menjalankan motor nya dan akan mengantar saya ke Gare de Bayonne, karena halte di mana bus saya berhenti itu hanya beberapa langkah dari stasiun kereta api Bayonne. Saya hanya punya waktu kurang dari 10 menit untuk sampai ke halte sebelum bus yang akan saya tumpangi datang. Dia pun mengendarai motor besar nya secepat mungkin. Dan akhirnya saya sampai beberapa detik sebelum bus datang! 
Pelajaran kali itu adalah malu bertanya sama dengan ketinggalan bus :D
Untung lah masih ada orang baik di dunia ini yang mau menolong sesama manusia :")

Sekitar 40 menit di perjalanan menuju Hossegor, sampailah saya di rumah yang hangat (suhu di luar ketika itu sekitar 7°C). Setelah bersih-bersih, saya langsung memasak Indomie yang saya cari-cari selama ini. Saya memasaknya dengan suka cita dan rasa terharu (agak berlebihan yang ini hahaha)
Rasanya ituuuu.. Enaaaak bangeeeet! Tapi kalo boleh jujur, rasanya lebih enak Indomie yang ada di Indonesia, jad kata "enak banget" akan saya ganti menjadi "enaaaaak ajaaaa!" hahaha
Untuk mie Apollo yang sebelumnya menjadi pengganti Indomie, saya singkirkan untuk sementara sampai waktu yang belum di tentukan, padahal masih ada sekitar lima bungkus :O
Pokoknya saya benar-benar senang ketika menemukan Indomie, rasanya seperti menghilangkan beban penasaran yang ada di hati saya! hihihi~

Pelajaran yang saya dapatkan dari kisah Indomie adalah ketika seseorang bermimpi untuk mendapatkan sesuatu yang dia inginkan, tetaplah bermimpi dan berusaha untuk mendapatkannya, dan jangan terlalu berharap atau bergantung pada orang lain, niscaya dia akan mendapatkan apa yang dia impikan. 

Jadi, ini kisah Indomie ku, apa kisah Indomie mu ? ^.^
WELCOME, Indomie

BYE, Apollo

Wednesday, December 5, 2012

Kesusastraan Prancis Abad ke-20

Beberapa Kesusastraan Prancis Abad ke-20 antara lain :

Alain-Fournier
Le Grand Meaulnes, un conte bleu réaliste ?
Le Grand Meaulnes, première partie, chapitres XIII et XIV : « La fête étrange »
Étude du vraisemblable et de l’invraisemblable dans Le Grand Meaulnes

Apollinaire







Henry de Monfreid

Montherlant

Marcel Pagnol
Francis Ponge

Marcel Proust
À l’ombre des jeunes filles en fleurs, 2e partie, de « Puis maman cherchait à me distraire… » à « …que du savoir »

Jules Romains
Saint-John Perse
Nathalie Sarraute
Enfance, incipit
Sartre

Senghor
Steinbeck
Supervielle
Jean Tardieu
Michel Tournier
Boris Vian

Monday, November 19, 2012

Toilet dan Air

Teringat pernyataan seorang teman yang sangat pongo alias entah polos, lugu, atau terlalu jujur, ketika sedang berada di dalam kelas. Dia menyatakan bahwa dia lebih memilih tinggal di Indonesia daripada di Prancis. Kenapa ? Gini loh katanya "Parce qu'en France, il n'y a pas beaucoup d'eau dans la toilette" yang artinya "karena di Prancis tidak ada banyak air di toilet" dan dia mengatakan itu dengan muka polos nya yang seperti bayi baru lahir, kemudian canda tawa pun pecah seketika saat dia melontarkan perkataannya, termasuk saya dan seorang dosen yang sedang berada di dalam kelas. Dan ternyata setelah hampir empat bulan tinggal di Prancis, memang tidak ada air untuk cebok di setiap toilet yang pernah saya datangi. Terus kalau mau cebok gimana, dong? Ya gak bisa cebok, bersihin nya pake tisu aja ^.^ Kalo setelah buang air kecil  sih gak masalah yah bersih-bersih pake tisu, tisu nya juga bisa disiram air dari wastafel, jadi fine fine aja. Nah, kalo buang air besar gimana? Itu dia yang jadi permasalahan saya selama tinggal di Prancis, untungnya saya selalu "sakit perut" ketika saya sedang berada di rumah, dan kalo toilet yang ada di rumah itu digabungkan dengan kamar mandi, jadi kalo mau cebok bisa pakai shower yang tersedia. 
Tapi hari ini saya sedang apes alias kena sial! Ketika saya lagi di Bayonne untuk menambah ilmu, tiba-tiba saja perut saya sakit, bukan karena magh, tapi karena saya mau "nyetor", dan semua gara-gara pisang yang saya jadikan sarapan! Dan ketika saya ingin mencari toilet, yang ada di otak saya adalah kata "jijik" mengingat tidak ada air untuk cebok dan saya juga sedang tidak membawa tisu basah untuk bersih-bersih. Aduh, di Indonesia aja kalo lagi "kebelet" rasanya gak tenang, padahal di toilet nya pasti ada air (kecuali di IFI Salemba, di sana gak ada air buat cebok, berkkk!) Apalagi di sini, gak ada air! Makin stres aja otak. Keringat dingin sudah bercucuran, perut semakin bergejolak, dan saya yakin muka pun sudah berubah wujud, eh berubah pucat maksudnya :p
Kemudian saya melihat beberapa langkah di depan saya tergeletak batu yang tidak kecil, tidak juga besar, dan saya memutuskan untuk memungutnya, karena kata orang dulu kalo kebelet genggam batu saja yang erat, nanti jadi gak kebelet lagi. Jadi saya memutuskan untuk mengikuti saran sang leluhur untuk menggenggam batu dengan sangat erat. Dannnn yak! Gak ngefek sama sekali tuh. Entah dari mana datangnya pemikiran orang dulu itu, bisa-bisanya mereka berpikir kalo pegang batu bisa bikin mules hilang -_- #heran
Tengok kanan kiri rasanya semua menjadi kelabu, hidup terasa suram, hanya toilet dan air yang saya butuhkan saat itu. Saya pun duduk meringkuk di bangku taman seperti orang sekarat. kemudian saya memutar otak bagaimana caranya melenyapkan rasa gundah-gulana akibat perut yang sedang meraung-raung. Menit demi menit berlalu, akhirnya otak cerdas saya berfungsi! Saya memutuskan untuk membeli air mineral di mini market, dan sialnya, mini market terdekat itu berada di pusat kota, sekitar 10 menit jika jalan kaki, tapi demi memuaskan hawa nafsu, saya pun berjalan dengan tertatih-tatih (yang ini agak lebay hahaha), dan akhirnya saya pun sampai di mini market yang bernama "Petit Casino", lalu saya beli air mineral 1,5 L, tadinya saya mau beli yang 2 L, tapi sayangnya gak ada. Setelah membeli sebotol air mineral, saya langsung menuju ke halte bus untuk pergi ke McDonald's, saya butuh toilet yang nyaman dan tenteram, jadi saya memutuskan untuk pergi ke sana. Sesampainya di tempat tujuan, saya langsung ngacir ke toilet, saya pun "bertapa" beberapa menit, mungkin sekitar 15 menit untuk "menjinakkan" perut saya yang dari tadi "ngajak ribut". Karena saya anak yang cerdas dan berbakti kepada orang tua serta nusa dan bangsa, saya membawa pisau lipat di dalam tas, lalu saya mengeluarkannya dan membuat lubang di tutup botol air mineral yang sebelumnya saya beli. Dan saya pun BERHASIL cebok! (pake sabun juga loh, sabun cuci tangan dari wastafel :p) Akhirnya saya merasakan ketenang yang selama ini saya cari :') hahaha
Jadi, untuk kalian yang mau ke Prancis, dan sesampainya di sana mengalami masalah yang sama, kalian bisa mengikuti ide cemerlang saya :D
Dan untuk teman saya yang akan saya sebutkan namanya, T'AVAIS RAISON, Inta!! Je préfère l'Indonésie! :D 

Oh iya, saya bertanya-tanya kenapa gak ada air untuk cebok di setiap toilet yang ada di Prancis. Ada yang tau jawabannya ? Kalo ada yang tau, bisa mention saya di @Nayloo hahaha

Bonne journée
Ciao !!

Friday, November 9, 2012

Max, anjing terhebat

Hari ini (9-11-2012), saya dan Nina memutuskan untuk makan siang di restaurant milik keluarga kami (Mar Y Sol) yang terletak di pinggir pantai. Ketika kami sedang makan, tiba-tiba saja ada seekor anjing berbulu coklat gelap yang datang menghampiri kami. Dia membawa sebatang kayu dengan mulutnya, sepertinya dia ingin bermain lempar kayu dengan kami, jadilah saya melempar sebatang kayu tersebut, dia mengejar, menangkapnya, lalu membawa kembali kayu itu ke saya. Setelah itu, dia duduk di sebelah bangku saya, sepertinya dia ingin menunggu kami menyelesaikan makan siang kami. Setelah saya dan Nina selesai makan siang, kami memutuskan untuk mengajak nya bermain lempar kayu di pantai. Setengah jam kami bermain, saya berpikir di mana pemilik anjing cokelat yang sangat pandai menangkap kayu ini. Lebih dari satu jam kami bermain, tidak ada seorang pun yang mencari dan menjemputnya, jadi saya yakin kalau dia sedang tersesat. Karena saya dan Nina tidak tau nama anjing itu, jadi saya menamainya Max. Max adalah anjing yang sangat baik dan pandai, dia terlihat seperti serigala, hanya saja ukurannya tidak sebesar serigala. Saya, Nina, dan Max bermain hingga matahari tenggelam. Saya sangat menyukai anjing ini, begitu pula dengan Nina, Nina seperti jatuh cinta pada Max, dan Max pun sebaliknya, dia mengikuti ke mana pun kami berlari. Dia sangat senang bermain, tidak merasa lelah sedikit pun. Ketika saya melempar kayu ke arah air laut, Max tidak ragu maupun takut untuk mengejar dan mengembalikannya ke arah saya atau Nina. Max bisa melompat sangat tinggi, dia benar-benar anjing yang hebat. Walaupun kami baru saja bertemu, namun Max sangat patuh dengan perkataan saya. Saya benar-benar ingin memeliharanya, begitu pun dengan Nina. Ketika matahari sudah terbenam, saya memutuskan untuk kembali ke rumah, lagi pula udara terasa dingin. Namun belum ada seorang pun yang mencari dan menjemput Max, ditambah Nina tidak ingin pulang jika Max tidak ikut dengan kami ke rumah. Saya sangat ingin membawanya pulang, tapi hal itu tidak mungkin terjadi, karena kami tidak diizinkan untuk membawanya. Oh ya, Max memakai kalung di mana terdapat nomer telpon sang pemilik, jadi saya memutuskan untuk menghubungi nya, namun sayang, tidak ada jawaban dari sang pemilik. 


Langit sudah berubah gelap, saya memaksa Nina agar dia mau pulang dan meninggalkan Max. Nina berusaha meyakinkan saya sambil menangis agar mengizinkannya membawa Max bersama kami, sayang saya tidak bisa mengizinkannya. Setelah hampir setengah jam meyakinkan Nina untuk meninggalkan Max, Nina pun mau mendengarkan perkataan saya. Kami pun berjalan pulang dan meninggalkan Max, tapi yang terjadi adalah Max mengikuti kami, ditambah Nina terus berteriak memanggil namanya! Jadilah Max terus mengikuti kami sampai di depan pagar rumah kami. Saya membuka pintu pagar dan meminta Nina untuk masuk dan meninggalkan Max di luar, tapi Max mengikuti kami masuk ke dalam halaman rumah kemudian memberi saya sebatang kayu dan mengajak saya bermain —dia benar-benar senang bermain—. Karena saya tidak mempunyai hak untuk memeliharanya di rumah, akhirnya saya lempar jauh keluar kayu yang Max berikan —Max memiliki gerakan yang cepat sehingga saya harus beberapa kali melempar batang tersebut sejauh mungkin— dan kemudian saya menutup pagar. Nina berteriak memanggil Max dan menangis —Nina jatuh cinta padanya—, saya pun memeluk Nina dan membawanya masuk ke dalam rumah. Ya… Dengan berat hati, akhirnya kami merelakan Max dan meninggalkannya di luar :'(
Kami benar-benar berharap bahwa Max akan segera kembali ke pemiliknya, setidaknya dia bisa menemukan tempat untuk beristirahat malam ini. 

Saya dan Nina sangat menyukai Max, semoga kami bisa kembali bertemu dan bermain dengannya :)


A dog is the only thing on this earth that loves you more than he loves himself. —Josh Billings (Henry Wheeler Shaw)
Dogs don't know about beginnings, and they don't speculate on matters that occurred before their time. Dogs also don't know—or at least don't accept—the concept of death. With no concept of beginnings or endings dogs probably don't know that for people having a dog as a life companion provides a streak of light between two eternities of darkness. —Stanley Coren
Max et Nina

Moi et Max
This is Max

Thursday, November 8, 2012

C'EST TA VIE !

C'EST TA VIE ! 
Fais ce que tu aimes et fais-le SOUVENT.
Si tu n'aimes pas quelque chose,CHANGE-LE!
Si tu n'aimes pas ton travail, QUITTE!
Si tu n'as pas assez de temps, arrête d'écouter la télé.
Si tu es à la rechercher de l'amour de ta vie, arrête; c'est lui qui attendra après toi lorsque tu commences à faire ce que tu aimes.
Arrête de sur-analyser, toutes les émotions sont merveilleuses.
La vie est SIMPLE.
Lorsque tu manges, apprécies chaque bouchée.  
Ouvre ton esprit, tes bras et ton coeur aux nouveautés et rencontres, NOUS SOMMES UNIS DANS NOS DIFFÉRENCES.
Demandes à la prochaine personne que tu rencontres quelle est sa passion et partages tes rêves avec elle. 
VOYAGES SOUVENT; te perdre t'aidera à te trouver. 
Certaines opportunités ne se présentent qu'une seule fois, alors saisis-les.
La vie, ce sont les gens que tu rencontre et les choses que tu crées avec eux, alors sors et commence à créer !
LA VIE EST COURTE!
VIS TES RÊVES et PARTAGE TA PASSION!!

-anonyme-


Au Pair - Visa (part.3)


Mungkin kalian bertanya-tanya mengenai apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi au pair. Sebenarnya persyaratan setiap negara berbeda-beda, dan karena saya adalah fille au pair di Prancis, maka saya akan menjelaskan beberapa hal yang harus kalian penuhi untuk menjadi au pair di Prancis (untuk kalian yang ingin menjadi au pair di negara lain, kalian bisa membaca persyaratannya di http://www.aupair-world.net/index.php/au_pair/).

Pertama yang harus kalian lakukan adalah menemukan keluarga yang sesuai dengan kriteria kalian, ingat jangan terburu-buru dalam memilih keluarga. Setelah kalian mendapatkan keluarga, kalian dan keluarga terpilih akan membuat perjanjian tertulis (kontrak). Perhatikan baik-baik kontrak yang kalian buat, jikalau nanti ada pelanggaran yang kalian atau keluarga buat, kalian bisa menuntut. Kemudian pihak keluarga akan mengirimpak kontark yang telah kalian setujui untuk ditanda tangani (sebanyak 4 buah), lalu kalian harus mengirimkan kembali kontrak yang telah kalian tandatangani yang nantinya pihak keluarga akan mengirim kontrak tersebut ke kantor DIRECCTE (berdoalah agar kontrak kalian disetujui oleh pihak DIRECCTE, karena jika ditolak, kalian tidak akan bisa mengajukan visa), sambil menunggu kepastian DIRECCTE, pergilah ke Campus France di kota di mana kalian tinggal, karena di sana kalian akan mendapatkan bimbingan oleh penanggung jawab Campus France untuk mendapatkan visa (http://www.indonesie.campusfrance.org/), tapi kalian buat janji terlebih dahulu sebelum bertemu dengan Campus France. Setelah kalian bertemu Pihak Campus France, kalian akan diminta untuk menyiapkan beberapa dokumen yang nantinya akan kalian serahkan kebagian visa untuk mendapatkan visa jangka panjang “visa long sejour”, dokumen yang harus kalian siapkan antara lain :

1. Formulir permohonan visa panjang rangkap 2, ditulis tangan dan ditandatangani
2. Formulir "OFII": Isilah Rubrik 1 dengan tulisan tangan. Dan Rubrik 2: mohon diisi hanya setibanya Anda di Prancis.
3. 3 lembar foto terbaru (berwarna, ukuran 3,5 cm x 4,5 cm, latar belakang berwarna putih, tanpa tutup kepala, ukuran wajah =  80% dari foto).
4. Paspor Asli, beserta 1 foto kopi halaman identitas dan domisili
5. Foto kopi Akte kelahiran Aslinya dan Terjemahannya dalam bahasa Prancis 
6. Foto kopi bukti Reservasi tiket  (tiket pergi), bisa minta tolong agen travel
7. Curriculum Vitae dan Surat Motivasi
8. Foto kopi Surat Penerimaan dari institusi pendidikan di Prancis
9. Foto kopi Diploma terakhir Aslinya dan Terjemahannya dalam bahasa Prancis
10. Foto kopi Surat keterangan kemampuan bahasa Prancis (konsultasikan terlebih dahulu dengan CampusFrance)
11. Foto kopi « Attestation d’hébergement » untuk jangka waktu 3 bulan minimum, dengan tercantum alamat tempat tinggal :
- Untuk tempat tinggal yang disewakan: kopi Kontrak atau surat pernyataan tempat tinggal.
- Untuk tempat tinggal yang disediakan oleh perorangan : harus ada "Attestation sur l'honneur" dari si pemberi tempat tinggal dan kopi identitasnya.- Untuk reservasi Hotel : bukti reservasi hotel untuk sekitar 7 – 10 hari.
12. 1 foto kopi surat keterangan pendanaan:  (konsultasikan terlebih dahulu dengan CampusFrance)
- Bagi siswa program Au Pair : kopi kontrak yang sudah disetujui oleh DDTEFP atau DIRECCTE +        kopi identitas keluarga Prancis.
13. Foto kopi Asuransi Perjalanan (Travel Insurance), minimum untuk jangka waktu (tiga) bulan.  Harus mencantumkan jumlah pertanggungan minimal 30.000 Euros, ada repatriasi medis dan berlaku di seluruh negara Schengen.

PS : Point 1 dan 2, akan dibantu oleh Campus France.

Setelah semua dokumen sudah kalian lengkapi dan sudah kalian serahkan ke pihak Campus France, kalian akan dipanggil oleh pihak Campus France untuk melakukan sesi wawancara. Ketika semua yang diminta pihak Campus France sudah kalian penuhi, Campus France akan mengirimkan dokumen rahasia yang intinya bahwa kalian sudah melakukan semua yang Campus France minta sehingga kalian mempunyai hak untuk mengajukan visa (kalau pihak Campus France belum mengirimkan dokumen rahasia tersebut ke bagian visa, kalian tidak akan bisa mengajukan visa). Barulah kalian bisa mengajukan visa, saat tiba di kantor bagian pengurusan visa, biasanya kalian akan bertemu oleh Monsieur RAUCH, beliau adalah kepala pengurusan visa (orang prancis), —kalau kalian sedang tidak beruntung— nanti kalian akan kembali diwawancara oleh beliau. Oh ya, tidak ada yang bisa menjamin visa kalian akan diterima atau ditolak, yang tahu tentang itu hanyalah Tuhan dan orang dibagian visa, jadi lebih baik kalian berdoa saja sambil menunggu kepastian, kalian harus menunggu sekitar kurang lebih dua minggu. Ketika visa sudah di tangan, barulah kalian bisa berangkat « merantau » di negeri yang anda idamkan, Prancis !

PS : waktu yang dibutuhkan untuk mengurus semua dokumen yang diminta kurang lebih 3 bulan. Tidak sebentar karena harus ada dokumen yang diterjemahkan, dan juga kalian harus menunggu keluarga Prancis kalian mengirmkan kembali kontrak yang sudah disetujui pihak DIRECCTE.

Ini adalah informasi dua orang penerjemah di Jakarta :

H. A. Subandi                                                                     
Jl. Bumi Raya VI/11 (Kol. Sugiono), Duren Sawit           
Jakarta Timur 13440                                                           
Tel: (021) 866 02362                                                           
Fax: (021) 861 1910                                                             
HP : 0812 967 3834                                                              
sbandi@indosat.net.id                                                           

Sugeng Saleh
Jl. Tebet Barat Dalam V/27
Jakarta Selatan 12810
Telp. (021) 829 55 87
Telp. (021) 829 55 87
Fax. (021) 83 70 11 08
HP : 0813 89 411 900

Prosedur permohonan Visa Pelajar Jangka Panjang VLS-TS 
Tidak ada satu visa pelajar-pun yang dikeluarkan oleh Service Visa - Kedutaan Prancis apabila siswa tidak melakukan prosedur melalui CampusFrance. 

Setelah selesai tahapan Interview pada evaluasi akademik oleh CampusFrance, maka Anda dapat menyerahkan dokumen Visa Anda ke Service Visa - Kedutaan Prancis.

Untuk mempersiapkan dokumen Visa studi lebih dari 90 hari.

Biaya visa jangka panjang : 99€ (dibayarkan dalam Rupiah)
Masukan dokumen Anda ke bagian Visa di Kedutaan Prancis:
- Penyerahan dokumen ke konsulat Visa dari Senin sampai Kamis pukul 08.30 sampai 12.00
- Pengambilan paspor dan visa, 15 hari kerja setelah penyerahan dokumen, dari Senin sampai Jum'at, antara pukul 12.00 dan 13.00.

Konsulat Visa - Kedutaan Prancis di Indonesia
Menara BCA, Lt. 40, Jl. M.H. Thamrin No.1, Jakarta Pusat 10310, Indonesia.


Au Pair - memilih keluarga (part 2)


Sekarang saya akan memberitahu kalian bahwa tidak semua orang yang menjadi au pair mendapatkan keluarga seperti apa yang mereka bayangkan atau mereka inginkan, bahkan ada yang menjadi mimpi buruk mereka. Tidak sedikit au pair yang akhirnya mencari dan pindah ke keluarga lain karena tidak nyaman dengan keluarga sebelumnya atau dengan berbagai alasan. Untuk itu saya tekankan kepada kalian, ketika memilih keluarga jangan secepat memilih pakaian. Jangan terburu-buru ingin ke negara impian anda jika tak mau berakhir seperti para au pair yang kurang beruntung. Jadi pikirkan baik-baik apa kalian terbiasa dengan anak kecil —anak orang bule tidak sama dengan anak indonesia—, berapa jumlah anak yang ada di keluarga tersebut —saran saya, pilih keluarga dengan satu atau dua anak, terutama untuk kalian yang belum terbiasa menjaga anak— keluarga seperti apa yang kalian inginkan, di mana mereka tinggal —kota atau desa—, berapa “uang jajan” yang akan kalian dapatkan, apa saja tugas kalian, buatlah perjanjian sebaik mungkin. Ketika kalian sudah menemukan keluarga, jangan malu untuk bertanya segala hal yang ingin kalian ketahui, sekecil apapun pertanyaan kalian, tanyakanlah, seperti apa kebiasaan si anak, apa yang mereka suka, apa yang kalian bisa dan tidak bisa lakukan selama tinggal dengan mereka, dan lain sebagainya. Kemudian yang harus diperhatikan adalah kemampuan bahasa kalian. Memang tidak diwajibkan untuk lancar berbahasa negara tujuan kalian, karena nantinya pun kalian akan sekolah dan belajar bahasa tersebut, tapi saya sarankan, setidaknya sebelum kalian memutuskan untuk pergi, kalian sudah bisa sedikit bahasanya, agar kalian bisa berkomunikasi. Walaupun kalian sudah handal dalam berbahasa inggris, saya tidak menjamin keluarga atau lingkungan kalian nanti bisa berbahasa inggris. Contohnya keluarga saya saat ini, mereka tidak bisa berbahasa inggris, jadi bahasa inggris saya tidak berguna, bahasa prancis lah yang benar-benar saya gunakan, sekalian untuk meningkatkan kemampuan bahasa prancis saya. Ketika semuanya sudah seperti dengan apa yang kalian inginkan, perhatikan kontrak yang kalian dan sang keluarga buat, jangan sampai kedua belah pihak ada yang merasa dirugikan. Dan sering-sering lah berkomunikasi dengan mereka yang akan menjadi keluarga anda, agar nantinya kalian bisa merasa nyaman dengan mudah.
Ingat, jangan terburu-buru dalam memilih keluarga. Pilihlah dengan teliti keluarga yang akan menjadi keluarga kedua kalian. Agar apa yang kalian bayangkan dan inginkan bisa kalian dapatkan. 

Jadi, intinya adalah JANGAN TERBURU-BURU !

Selamat mencari ! ;)

Wednesday, November 7, 2012

Au Pair (part 1)


Saya saat ini sedang menjadi anak rantau di negara impian saya, Prancis. Semuanya berawal dari kebiasaan saya yang suka pergi ke salah salah satu toko buku di Jakarta (sebut saja G). Tahun lalu, tepatnya bulan Agustus 2011, saya pergi ke G hanya untuk sekedar lihat-lihat, tapi niat saya hanya untuk lihat-lihat— gagal karena saya menemukan salah satu novel terbaru di bagian bawah salah satu rak buku. Ketika saya lihat cover dari novel tersebut, terdapat gambar menara Eiffel. Tanpa pikir panjang, akhirnya saya beli novel yang berjudul Winter to Summer karya Icha Ayu itu saya memang tergila-gila sama Prancis, jadi ketika melihat buku yang bertema Prancis, saya ingin membelinya— dan ketika pulang, saya segera membacanya. Bagi kalian yang belum baca atau yang belum tau novel karya Icha Ayu, saya sarankan untuk membacanya. Bukunya tidak tebal, gaya bahasa yang digunakan sangat mudah diserap, dan yang lebih hebat lagi, saya bias merasakan bahwa saya berada di tempat yang digambarkan oleh sang penulis. Well, intinya salah satu faktor kenapa saya bias berada di Prancis sekarang karena terinspirasi sang penulis novel tersebut.  Sang penulis pernah menjadi jeune fille aupair  di negara di mana saya berada sekarang. Lalu saya berpikir, kalau dia bisa berarti saya juga pasti bisa. Akhirnya saya browsing di internet mengenai apa itu jeune fille aupair. Jeune fille aupair adalah seseorang berumur 16-30 tahun yang ingin belajar bahasa, budaya, serta kehidupan suatu negara langsung di negara tersebut dan akan tinggal di rumah salah satu keluarga di sana agar dapat lebih mudah menyelami kehidupan dan budaya nya dan kita pun akan diberi tugas untuk menjaga anak keluarga tersebut maksimal 30jam per minggu, tapi jangan khawatir, hidup kita ditanggung sepenuhnya oleh sang keluarga, dari mulai tempat tinggal, makan minum, dan kita juga akan dikasih « uang jajan » besar uang yang dikasih tergantung dari masing-masing negara dan keluarga yang bersangkutan, lagi pula ketika kalian masuk ke dalam sebuah keluara yang memiliki anak, secara tidak langsung kalian pasti akan bermain dan menjaganya seperti adik sendiri, jadi itu bukan masalah besar. Mungkin baby-sitting di kalangan remaja indonesia bukan hal yang biasa dikerjakan, tapi di negara barat, tidak sedikit remaja yang menjadikan hal tersebut sebagai pekerjaan paruh waktu untuk menghasilkan uang. Jadi tidak perlu malu jika ada yang bertanya apa yang dikerjakan fille aupair. Sebenarnya inti dari aupair itu bukanlah untuk menjadi pekerja di negara lain, tapi yang telah saya sebutkan di atas, yaitu untuk mereka yang ingin belajar bahasa, budaya, serta kehidupan suatu negara. Karena itu ketika kalian menjadi fille aupair, kalian wajib untuk mengikuti kelas bahasa di salah satu institut, universitas, atau sekolah yang membuka kelas bahasa untuk orang asing. Contohnya, di sini saya mengikuti kelas FLE « française langue étrangère » di salah satu institut di Bayonne, Prancis Selatan. Tapi yang membiayainya adalah kita sendiri, pakai uang kita, tapi jangan khawatir, saya yakin « uang jajan » yang dikasih keluarga kalian pasti cukup untuk membiayai sekolah kalian, karena saya pun seperti itu.

Di Indonesia belum banyak orang yang mengetahui tentang aupair, tapi di negara lain, terutama di negara-negara barat, hal tersebut bukanlah sesuatu yang asing. Jadi untuk kalian yang ingin mencoba dan mempelajari bahasa dan budaya negara yang anda inginkan langsung di negaranya, aupair adalah alternatif yang sangat baik. Kalian bisa mencoba beberapa website di mana kalian bisa menemukan keluarga yang cocok untuk kalian, salah satunya adalah www.aupair-world.net

Ingat kawan, kalau Icha Ayu dan saya bisa, kalian juga pasti bisa!

Selamat mencoba! Bon courage ! J

Wednesday, October 17, 2012

Indomie

Ceritanya, selama hampir 3 bulan merantau di negeri ayam jantan ini, saya benar-benar sakau makan Indomie rebus yang pedas, entah itu pakai cabe rawit, saus sambal, atau apalah itu, pokoknya yang bisa membuat mie rebus itu benar-benar terasa pedas!
Jadi saya mencoba membuat mie rebus dok-dok ala abang-abang indonesia. Okay, mie nya sudah ada, bahan-bahan nya juga sudah ada, dari mulai garam, beberapa jenis bawang, cabai hijau yang gede-gede, sampai udang. Setelah saya berusaha membuat mie rebus dok-dok, ternyata GAGAL TOTAL, sobat!! Kenapa bisa gagal? Karena mie yang saya pakai itu berbeda sama mie yang dipakai abang mie dok-dok, mie yang saya pakai, setelah matang akan jadi lebih lembek dan ga enak! Ditambah, cabai hijau yang gede-gede itu sama sekali ga pedas! Alhasil j'ai gaspillé la nourriture! (saya membuang-buang makanan). Yap! Mie dok-dok buatan sayasaya buang gitu aja, karena memang TIDAK enak :'(
Saya bagaikan pengemis Indomie! Saya mengemis Indomie ke siapa pun; teman, saudara, ibu, ayah, dan lain-lain. Sedih memang hidup saya ini yang lagi ngidam Indomie sampai kaya gini. Tapi demi apapun, saya emang kepingin banget makan Indomie rebus pedas, apalagi udara di Eropa lagi dingin banget. Gimana ga makin sakau coba kan ya?! Bayangkan, makan Indomie rubus, pedas, panas-panas dengan udara sedingin ini, bikin mau nangis (okay, kali ini saya agak berlebihan karena saya ga sampai nangis :p). Dan yang lebih menyedihkan lagi, udah ngemis-ngemis minta dikirimin Indomie dari negara tercinta, Indonesia, ga ada satu orang-pun yang ngirimin! Miris... La vie est DURE, sobat!

Salah satu teman saya yang imut-imut bilang, kalau tante nya yang tinggal di Lyon (salah satu kota besar di selatan prancis) berhasil menemukan indomie di Carrefour, jadi-lah saya berharap, siapa tau aja di Carrefour Bayonne juga ada Indomie.
Setelah pulang kursus FLE di Bayonne, saya bilang ke salah satu teman sekelas, nama nya Susan dan dia orang portugal, kalau saya lagi ngidam mie asli indonesia a.k.a Indomie. Saya kasih lihat foto bungkus Indomie dari google ke Susan. Terus dia bingung kenapa saya sampai sebegitu nya pengen makan Indomie. Akhirnya saya jelasin ke dia kalau Indomie itu adalah mie instan ter-lezat yang pernah saya makan selama hampir 20 tahun saya berdiri di dunia ini. Karena dia adalah teman yang baik hati (atau kasihan ngeliat saya kaya gini), mau-lah dia mengantar saya dengan mobil nya ke Carrefour buat cari mie yang saya idam-idamkan. Sesampainya di supermarket besar milik prancis itu, saya dan Susan "mengobrak-abrik" seisi Carrefour, setelah hampir setengah jam keliling, saya dan Susan berhasil menemukan rak dengan tulisan Produit du Monde-Asie (produk dunia-Asia), HOREEEE!!! Mata udah "jelalatan" nyari Indomie, daaaaaaaan yak! ternyata Indomie nya TIDAK ADA, sobat!!! Lagi-lagi miris...
Tapi...
Ada mie produk cina namanya Apollo, ya daripada saya sia-sia ke Carrefour dan ga beli apapun, jadi saya beli beberapa Apollo, siapa tau aja rasanya mirip-mirip Indomie, Susan juga mau nyobain rasanya Apollo, akhirnya dia juga ikutan beli. Dan saya juga menemukan cabeai yang sudah ditumbuk, namanya purée de piment (cabai halus), dan lagi-lagi itu adalah produk cina, well, China is everwhere! 

Sesampainya di rumah, saya  angsung masak mie Apollo yang baru aja dibeli, berharap rasanya enak walaupun saya yakin masih lebih enak Indomie. Setelah Apollo matang, saya masukin setengah sendok purée de piment. Ternyata setelah saya cicipi, rasanya enak dan pedaaaas, pedas banget!! Saya ga menyesal udah beli Apollo dan cabai itu, karena rasanya memang lezat! Yumeeeh!! Akhirnya setelah hampir tiga bulan menahan rasa kepingin makan mie rebus pedas terkabul juga! Gapapalah walaupun itu bukan Indomie dan ga seenak Indomie, yang penting bisa makan mie rebus panas dan pedas di cuaca dingin kaya gini :'D
Tapi disisi lain, saya masih mengharapkan ada orang baik hati yang mau ngirimin Indomie buat saya  satuuuu aja, satu kardus gitu, eh, tapi satu bungkus juga gapapa kok. Biar saya nantinya juga bisa masuk TV dengan "kisah Indomie-ku" hihiihihi (Jadi apa kisah indomie-mu? #ehh)

Purée de Piment

Apollo

Sekian cuap-cuap saya hari ini,
Salam dan terima kasih
Naila

Saturday, October 13, 2012

“Variation on the Word Sleep”


"I would like to watch you sleeping,
which may not happen.
I would like to watch you,
sleeping. I would like to sleep
with you, to enter
your sleep as its smooth dark wave
slides over my head
and walk with you through that lucent
wavering forest of bluegreen leaves
with its watery sun & three moons
towards the cave where you must descend,
towards your worst fear
I would like to give you the silver
branch, the small white flower, the one
word that will protect you
from the grief at the center
of your dream, from the grief
at the center I would like to follow
you up the long stairway
again & become
the boat that would row you back
carefully, a flame
in two cupped hands
to where your body lies
beside me, and as you enter
it as easily as breathing in
I would like to be the air
that inhabits you for a moment
only. I would like to be that unnoticed
& that necessary."


“Variation on the Word Sleep” by Margaret Atwood

Friday, October 12, 2012

Go out and see the world !!


Hi everyone! Bonjour à tous et à toutes!

I'm Naila From Indonesia,  I'm a french student at one of the universities in Jakarta.
I love traveling so  much! But because of school, I don't have enough time to go. So I decided to take a risk, I stopped my studies for a while and I took a long flight to South of France, stay there for a year in the small city with the beautiful beach named Soorts-Hossegor, at Pays Basuque. I think, before I'm getting old; so weak, and cannot traveling by myself, I have to do that NOW! I'm sure that I'll find something new, new people, new cultures, new languages, new experiences, and much more.
So for you, guys, you have to find something new in the new places, don't just stay at home and do your homework ! You won't die in front of your homework, will you? So go out and see the world !! 
I never let school interfere my education" -Mark Twain
If you love France, you love cheeses !
The sun goes down in the Hossegor's beach


Have a good day, pals!
Naila

Wednesday, October 10, 2012

Les grands et les enfants

Sore itu aku sedang melipat pakaian ku, dan tiba-tiba saja Nina (gadis kecil yang aku jaga selama aku di Prancis) berlari dan masuk ke kamar ku dan meminta agar aku membiarkan nya membantu ku melipat mantel yang ada di depannya saat itu, "Naila, laisses-moi de le faire, s'il te plaît!" (arti: Naila, biarkan aku mengerjakannya, aku mohon!). Karena aku beranggapan bahwa dia terlalu kecil untuk melakukannya, aku tidak mengizinkannya melakukan itu, namun dia memaksa dan mengambil mantel yang cukup besar baginya. Dalam beberapa menit, dia –yang menurutku tak akan bisa– berhasil melipat nya dengan cukup rapi, dan kemudian dia berkata dengan polos "parfois, les grands ont besoin d'aide de les enfants, et parfois, les grands sous-estiment  trop les enfants!! Et c'est pas bien du tout! T'as compris?" (arti: terkadang, orang dewasa membutuhkan pertolongan anak-anak, dan terkadang orang dewasa terlalu meremehkan kami –anak-anak–, dan itu sangat tidak baik!! Kamu mengerti?). Well, aku sangat mengerti apa yang Nina maksud, karena aku juga sering merasakannya. Di dunia barat –yang aku tahu–, kebanyakan –yang berarti tidak semua anak– anak-anak yang merasa dirinya benar dan kemudian disalahkan oleh orang dewasa, mereka akan berani untuk memperjuangkan apa yang mereka yakini benar, bahkan kepada orang-tua sendiri, dan ketika orang dewasa menyadari bahwa mereka lah yang salah, mereka tidak akan segan untuk meminta maaf dan membenarkan si anak, mereka akan saling mengakui siapa yang salah dan siapa yang benar. Namun sebaliknya, di negara timur, khusus nya Indonesia, yang aku rasakan selama hampir 20 tahun hidup, bahwa orang dewasa selalu merasa diri mereka paling benar, dan terkadang, ketika mereka tahu bahwa mereka salah, mereka tidak mau mengakuinya dan lebih memilih untuk mempertahankan pendapatnya yang sebenarnya salah, atau bahkan mereka hanya akan diam. Mungkin tidak semua orang Indonesia seperti itu, tapi yang aku rasakan selama ini adalah apa yang telah aku sampaikan sebelumnya, bahwa orang dewasa selalu berpikir bahwa diri mereka paling benar dan anak-anak yang salah walaupun kenyataannya adalah terbalik. Dan sang anak pun akan merasa tidak enak, tidak sopan, lelah, atau semacam nya jika mereka harus melawan orang dewasa agar mereka bisa mengakui kesalahan mereka. 
Mungkin kalian juga merasakannya di lingkungan rumah atau sekolah bahkan di tempat umum. Dan bagi kalian yang belum pernah merasakan kesenjangan tersebut, beruntung lah kalian hidup di dunia ini !! ^^

Jadi pada intinya, pelajaran kecil dari si kecil Nina bisa berarti besar untuk para orang dewasa. Bahwa jangan pernah meremehkan anak-anak, karena terkadang para orang dewasa tidak menyadari atau tidak mengakui bahwa anak-anak bisa melakukan hal-hal yang mereka anggap tidak mungkin atau bahkan hal-hal yang mereka tidak bisa lakukan!!

Sekian dan terima kasih,
Naila

La petite Nina