Wednesday, October 17, 2012

Indomie

Ceritanya, selama hampir 3 bulan merantau di negeri ayam jantan ini, saya benar-benar sakau makan Indomie rebus yang pedas, entah itu pakai cabe rawit, saus sambal, atau apalah itu, pokoknya yang bisa membuat mie rebus itu benar-benar terasa pedas!
Jadi saya mencoba membuat mie rebus dok-dok ala abang-abang indonesia. Okay, mie nya sudah ada, bahan-bahan nya juga sudah ada, dari mulai garam, beberapa jenis bawang, cabai hijau yang gede-gede, sampai udang. Setelah saya berusaha membuat mie rebus dok-dok, ternyata GAGAL TOTAL, sobat!! Kenapa bisa gagal? Karena mie yang saya pakai itu berbeda sama mie yang dipakai abang mie dok-dok, mie yang saya pakai, setelah matang akan jadi lebih lembek dan ga enak! Ditambah, cabai hijau yang gede-gede itu sama sekali ga pedas! Alhasil j'ai gaspillé la nourriture! (saya membuang-buang makanan). Yap! Mie dok-dok buatan sayasaya buang gitu aja, karena memang TIDAK enak :'(
Saya bagaikan pengemis Indomie! Saya mengemis Indomie ke siapa pun; teman, saudara, ibu, ayah, dan lain-lain. Sedih memang hidup saya ini yang lagi ngidam Indomie sampai kaya gini. Tapi demi apapun, saya emang kepingin banget makan Indomie rebus pedas, apalagi udara di Eropa lagi dingin banget. Gimana ga makin sakau coba kan ya?! Bayangkan, makan Indomie rubus, pedas, panas-panas dengan udara sedingin ini, bikin mau nangis (okay, kali ini saya agak berlebihan karena saya ga sampai nangis :p). Dan yang lebih menyedihkan lagi, udah ngemis-ngemis minta dikirimin Indomie dari negara tercinta, Indonesia, ga ada satu orang-pun yang ngirimin! Miris... La vie est DURE, sobat!

Salah satu teman saya yang imut-imut bilang, kalau tante nya yang tinggal di Lyon (salah satu kota besar di selatan prancis) berhasil menemukan indomie di Carrefour, jadi-lah saya berharap, siapa tau aja di Carrefour Bayonne juga ada Indomie.
Setelah pulang kursus FLE di Bayonne, saya bilang ke salah satu teman sekelas, nama nya Susan dan dia orang portugal, kalau saya lagi ngidam mie asli indonesia a.k.a Indomie. Saya kasih lihat foto bungkus Indomie dari google ke Susan. Terus dia bingung kenapa saya sampai sebegitu nya pengen makan Indomie. Akhirnya saya jelasin ke dia kalau Indomie itu adalah mie instan ter-lezat yang pernah saya makan selama hampir 20 tahun saya berdiri di dunia ini. Karena dia adalah teman yang baik hati (atau kasihan ngeliat saya kaya gini), mau-lah dia mengantar saya dengan mobil nya ke Carrefour buat cari mie yang saya idam-idamkan. Sesampainya di supermarket besar milik prancis itu, saya dan Susan "mengobrak-abrik" seisi Carrefour, setelah hampir setengah jam keliling, saya dan Susan berhasil menemukan rak dengan tulisan Produit du Monde-Asie (produk dunia-Asia), HOREEEE!!! Mata udah "jelalatan" nyari Indomie, daaaaaaaan yak! ternyata Indomie nya TIDAK ADA, sobat!!! Lagi-lagi miris...
Tapi...
Ada mie produk cina namanya Apollo, ya daripada saya sia-sia ke Carrefour dan ga beli apapun, jadi saya beli beberapa Apollo, siapa tau aja rasanya mirip-mirip Indomie, Susan juga mau nyobain rasanya Apollo, akhirnya dia juga ikutan beli. Dan saya juga menemukan cabeai yang sudah ditumbuk, namanya purée de piment (cabai halus), dan lagi-lagi itu adalah produk cina, well, China is everwhere! 

Sesampainya di rumah, saya  angsung masak mie Apollo yang baru aja dibeli, berharap rasanya enak walaupun saya yakin masih lebih enak Indomie. Setelah Apollo matang, saya masukin setengah sendok purée de piment. Ternyata setelah saya cicipi, rasanya enak dan pedaaaas, pedas banget!! Saya ga menyesal udah beli Apollo dan cabai itu, karena rasanya memang lezat! Yumeeeh!! Akhirnya setelah hampir tiga bulan menahan rasa kepingin makan mie rebus pedas terkabul juga! Gapapalah walaupun itu bukan Indomie dan ga seenak Indomie, yang penting bisa makan mie rebus panas dan pedas di cuaca dingin kaya gini :'D
Tapi disisi lain, saya masih mengharapkan ada orang baik hati yang mau ngirimin Indomie buat saya  satuuuu aja, satu kardus gitu, eh, tapi satu bungkus juga gapapa kok. Biar saya nantinya juga bisa masuk TV dengan "kisah Indomie-ku" hihiihihi (Jadi apa kisah indomie-mu? #ehh)

Purée de Piment

Apollo

Sekian cuap-cuap saya hari ini,
Salam dan terima kasih
Naila

Saturday, October 13, 2012

“Variation on the Word Sleep”


"I would like to watch you sleeping,
which may not happen.
I would like to watch you,
sleeping. I would like to sleep
with you, to enter
your sleep as its smooth dark wave
slides over my head
and walk with you through that lucent
wavering forest of bluegreen leaves
with its watery sun & three moons
towards the cave where you must descend,
towards your worst fear
I would like to give you the silver
branch, the small white flower, the one
word that will protect you
from the grief at the center
of your dream, from the grief
at the center I would like to follow
you up the long stairway
again & become
the boat that would row you back
carefully, a flame
in two cupped hands
to where your body lies
beside me, and as you enter
it as easily as breathing in
I would like to be the air
that inhabits you for a moment
only. I would like to be that unnoticed
& that necessary."


“Variation on the Word Sleep” by Margaret Atwood

Friday, October 12, 2012

Go out and see the world !!


Hi everyone! Bonjour à tous et à toutes!

I'm Naila From Indonesia,  I'm a french student at one of the universities in Jakarta.
I love traveling so  much! But because of school, I don't have enough time to go. So I decided to take a risk, I stopped my studies for a while and I took a long flight to South of France, stay there for a year in the small city with the beautiful beach named Soorts-Hossegor, at Pays Basuque. I think, before I'm getting old; so weak, and cannot traveling by myself, I have to do that NOW! I'm sure that I'll find something new, new people, new cultures, new languages, new experiences, and much more.
So for you, guys, you have to find something new in the new places, don't just stay at home and do your homework ! You won't die in front of your homework, will you? So go out and see the world !! 
I never let school interfere my education" -Mark Twain
If you love France, you love cheeses !
The sun goes down in the Hossegor's beach


Have a good day, pals!
Naila

Wednesday, October 10, 2012

Les grands et les enfants

Sore itu aku sedang melipat pakaian ku, dan tiba-tiba saja Nina (gadis kecil yang aku jaga selama aku di Prancis) berlari dan masuk ke kamar ku dan meminta agar aku membiarkan nya membantu ku melipat mantel yang ada di depannya saat itu, "Naila, laisses-moi de le faire, s'il te plaît!" (arti: Naila, biarkan aku mengerjakannya, aku mohon!). Karena aku beranggapan bahwa dia terlalu kecil untuk melakukannya, aku tidak mengizinkannya melakukan itu, namun dia memaksa dan mengambil mantel yang cukup besar baginya. Dalam beberapa menit, dia –yang menurutku tak akan bisa– berhasil melipat nya dengan cukup rapi, dan kemudian dia berkata dengan polos "parfois, les grands ont besoin d'aide de les enfants, et parfois, les grands sous-estiment  trop les enfants!! Et c'est pas bien du tout! T'as compris?" (arti: terkadang, orang dewasa membutuhkan pertolongan anak-anak, dan terkadang orang dewasa terlalu meremehkan kami –anak-anak–, dan itu sangat tidak baik!! Kamu mengerti?). Well, aku sangat mengerti apa yang Nina maksud, karena aku juga sering merasakannya. Di dunia barat –yang aku tahu–, kebanyakan –yang berarti tidak semua anak– anak-anak yang merasa dirinya benar dan kemudian disalahkan oleh orang dewasa, mereka akan berani untuk memperjuangkan apa yang mereka yakini benar, bahkan kepada orang-tua sendiri, dan ketika orang dewasa menyadari bahwa mereka lah yang salah, mereka tidak akan segan untuk meminta maaf dan membenarkan si anak, mereka akan saling mengakui siapa yang salah dan siapa yang benar. Namun sebaliknya, di negara timur, khusus nya Indonesia, yang aku rasakan selama hampir 20 tahun hidup, bahwa orang dewasa selalu merasa diri mereka paling benar, dan terkadang, ketika mereka tahu bahwa mereka salah, mereka tidak mau mengakuinya dan lebih memilih untuk mempertahankan pendapatnya yang sebenarnya salah, atau bahkan mereka hanya akan diam. Mungkin tidak semua orang Indonesia seperti itu, tapi yang aku rasakan selama ini adalah apa yang telah aku sampaikan sebelumnya, bahwa orang dewasa selalu berpikir bahwa diri mereka paling benar dan anak-anak yang salah walaupun kenyataannya adalah terbalik. Dan sang anak pun akan merasa tidak enak, tidak sopan, lelah, atau semacam nya jika mereka harus melawan orang dewasa agar mereka bisa mengakui kesalahan mereka. 
Mungkin kalian juga merasakannya di lingkungan rumah atau sekolah bahkan di tempat umum. Dan bagi kalian yang belum pernah merasakan kesenjangan tersebut, beruntung lah kalian hidup di dunia ini !! ^^

Jadi pada intinya, pelajaran kecil dari si kecil Nina bisa berarti besar untuk para orang dewasa. Bahwa jangan pernah meremehkan anak-anak, karena terkadang para orang dewasa tidak menyadari atau tidak mengakui bahwa anak-anak bisa melakukan hal-hal yang mereka anggap tidak mungkin atau bahkan hal-hal yang mereka tidak bisa lakukan!!

Sekian dan terima kasih,
Naila

La petite Nina

Monday, October 8, 2012

Musim Semi

Musim panas berakhir, matahari perlahan menyembunyikan rupanya dibalik semesta, merelakan sinarnya ditelan awan gelap yang tak berirama. Membiarkan pepohonan sekarat dan meringis hingga daun-daunnya terhempas, terbawa angin hingga tak tersisa, meninggalkan ranting-ranting cokelat pudar.
Hujan turun rintik-rintik kemudian deras, membasahi setiap sudut kota kecil di selatan prancis.
Dingin...
Namun ingin rasanya aku berlari kencang menembus derasnya hujan, telanjang kaki, lalu berteriak keras hingga tak mampu lagi aku mendengarnya, meminta surya melawan katulistiwa, kemudian kembali, hangat yang ku nanti ...

Tuesday, October 2, 2012

Penelitian kecil-kecilan (Prancis-Indonesia)


Hai hai kawan, saya mau sedikit cuap-cuap tentang apa yang udah rasakan dan saya lihat terhadap perbedaan antara Indonesia (terutama Jakarta) dengan beberapa kota di barat daya Prancis. Setelah dua bulan tinggal di salah satu kota di Prancis dan jalan-jalan ke beberapa kota di negara ini, saya sadar (sebenernya si udah sadar dari zaman saya SMP) bahwa ibu kota Indonesia di mana saya tinggal selama 17 tahun itu agak atau memang sangat kacau. Kenapa saya bilang sangat kacau ? Ya kalian warga Indonesia tau sendiri lah ya. Well, kalau belum tau akan saya sebutin beberapa kekacauannya. Pertama dan yang selalu disebutin dalam setiap kesempatan seperti ketika sedang berlangsung  upacara sekolah adalah masalah SAMPAHsaya akan mengakui satu hal kalau masalah sepele ini terjadi karena pemerintah kurang memperhatikan hal kecil yaitu KEBERADAAN tempat sampah. Kenapa banyak sampah di jalan ? Sebenernya hal pertama itu bukan masalah kesadaran masyarakatnya, namun karena tidak ada banyak tempat sampah di tanah air kita ini, jadi ketika masyarakat mau buang sampah –tengok kanan, kiri, depan, belakang, atas, bawah– ga ketemu tempat sampah, jadi dengan perasaan bersalah maupun tidak, mereka buang sampah TIDAK pada tempatnya. Ya mungkin kalau sampahnya kecil dan cuma satu atau dua buah masih bisa mereka simpan sampai ketemu tempat sampah; nah gimana sampahnya gede-gede dan banyak??? Ditambah lagi masih banyak masyarakat yang tidak peduli lingkungan, pantes aja sampah bertebaran di mana pun bagaikan cinta yang betebaran di hati kita #ehh :p
Di Prancis, setiap berapa langkah kaki pasti ada tempat sampah, ditambah kesadaran sebagian besar masyarakat eropa yang peduli lingkungan, jadi mudah saja bagi mereka untuk membuang sampah pada tempatnya (ibu/bapak kepala sekolah juga tidak perlu lagi buang waktu untuk ceramah di hadapanan muridnya untuk buang sampah pada tempatnya hehehe), jadi yang berserakan di jalanan itu bukannya sampah, tapi daun-daun yang berguguran :’) –ya ada si satu dua sampah yang berserakan di jalan, tapi ga sebanyak dan "serusuh" di Jakarta–
Setiap pagi akan ada mobil pembersih jalan yang akan menyapu jalan sampai benar-benar bersih (padahal yang ada di jalan cuma dedaunan kering –sekarang sudah masuk musim gugur– yang menumpuk), kalau di Jakarta ada mobil penyapu jalan kaya di sini, mungkin Jakarta akan lebih bersih ;)
               
Kedua adalah masalah kurangnya lahan hijau dan taman di Jakarta tercinta. Terlalu banyak mall dan gedung-gedung bertingkat sehingga tempat yang sebenarnya sangat penting ini terlupakan. Coba bayangkan kalau lagi libur, kita piknik sama teman atau keluarga di salah satu taman yang luas dan asri, pasti seru! Jangan kerjaannya ke mall dan belanja aja! Kalau ada taman dengan pepohonan yang rindang, kita jadi bisa duduk-duduk sambil ngobrol santai, dan polusi juga bisa berkurang karena ada pepohonan di taman.
Di prancis, kita bisa menemukan banyak lahan hijau dan taman dengan bangku-bangku yang disediakan untuk mereka yang ingin beristirahat sejenak atau sekedar duduk-duduk. Bahkan Paris pun tidak kekurangan lahan hijau dan taman.
Ya semoga saja bukan mall atau apartemen maupun gedung bertingkat lagi yang dibangun, tapi taman-taman luas yang dibuat –AMIN–
               
Hal yang ketida adalah masalah tata krama orang prancis. Salah satu dosen UNJ pernah bilang kalo orang prancis itu individualis tapi ga egois, kalo orang Indonesia egois bukan individualis, itu perbedaannya. Kalian paham apa maksut perkataan beliau ? saya baru bener-bener paham ketika saya sudah lihat dan merasakannya secara langsung. Perbedaan yang dimaksud beliau yaitu; bahwa orang prancis tidak egosi terlihat dari mereka yang sangat menghormati orang lain, tidak mementingkan diri sendiri dan mau mengalah, contoh simple; kendaraan bermotor –bus, mobil, motor, dll– akan mendahulukan sepedah atau pejalan kaki yang ingin menyebrang. Para pesepedah atau pejalan kaki tidak perlu susah payah melambaikan tangan agar kendaraan bermotor memberikan jalan kepada mereka. Masyarakat nya sangat tertib dan tidak mementingkat diri sendiri, bisa dibilang kalo mereka mau atau mudah diatur. Nah kalo di Jakarta ?? (kalo di luar Jakarta mungkin warganya masih mau mengalah) Ya kalian tau kan yang dimaksud egois itu gimana ? kebanyakan warga Jakarta selalu mementingkan diri sendiri, berkendara semaunya dan tidak mau mengalah, dan bahkan menyebabkan kecelakaan. Mereka susah untuk diatur, kalau sudah terjadi masalah atau kecelakan, mereka malah saling tuding satu sama lain, ujung-ujungnya ribut #miris
Nah kalo masalah individualis, orang prancis memang individualis (tapi ga semua orang prancis individualis), maskudnya individualis adalah mereka tidak suka mencampuri urusan orang lain yang memang bukan urusannya. Mungkin bisa dibilang kalau mereka tidak suka gosip kali ya, soalnya selama tinggal di Prancis, saya belom pernah nemu acara gosip di TV, nah kalau di Indonesia (bukan Jakarta aja), sehari ada berapa acara gosip tuh di TV ? Kalian juga tau kan (apa suka juga ? :p) kalau masyarakat kita ini terkadang suka mencampuri atau mau tau masalah orang lain, setelah itu ngegosip yang aneh2 deh, padahal tidak tau permasalahan sebenernya. Bener ga ? hehehe
Nah itu dia yang dimaksud beliau tentang orang prancis yang individualis tapi ga egois dan orang Indonesia yang sebaliknya. Yang perlu ditegaskan di sini adalah TIDAK SEMUA orang prancis dan orang indonesia sama seperti apa yang saya uraikan di atas, banyak kok yang kebalikan dari itu.
               
Hal terakhir yang saya serap selama saya di sini itu adalah ketika orang prancis itu buat kesalahan sepele banget (pake banget) aja langsung minta maaf dengan sangat tulus. Dan kalau habis ditolong hal sepele pun berterimakasih nya seperti habis dikasih apa gitu deh. Terus kalau habis beli sesuatu, turun dari angkutan umum, atau berpapasan dengan orang di jalan (kalo orang itu liat kearah kita) kata bonjour, bonsoir, bonne journée, bonne soirée, merci, dsb pasti akan terucap dari mulut mereka. Pokoknya dalam sehari, saya bisa berkali-kali mendengar kata bonjour, bonsoir, bonne journée, bonne soirée,bonne nuit, au revoir, merci, pardon, excusez-moi, dsb. Budaya barat seperti itu sebaiknya kita contoh, ya setidak nya sering-sering lah bilang makasih atau maaf ketika kita buat salah. Biar hidup terasa makin damai. Peace in Love, guys ! ;)

Udah segitu dulu aja yang mau saya  ampaikan atas penelitian kecil-kecilan saya ini, kalau ada salah-salah kata mohon dimaafkan dan dimaklumi ya kawan ;) MERCI

Salam , Naila.