Sore itu aku sedang melipat pakaian ku, dan tiba-tiba saja Nina (gadis kecil yang aku jaga selama aku di Prancis) berlari dan masuk ke kamar ku dan meminta agar aku membiarkan nya membantu ku melipat mantel yang ada di depannya saat itu, "Naila, laisses-moi de le faire, s'il te plaît!" (arti: Naila, biarkan aku mengerjakannya, aku mohon!). Karena aku beranggapan bahwa dia terlalu kecil untuk melakukannya, aku tidak mengizinkannya melakukan itu, namun dia memaksa dan mengambil mantel yang cukup besar baginya. Dalam beberapa menit, dia –yang menurutku tak akan bisa– berhasil melipat nya dengan cukup rapi, dan kemudian dia berkata dengan polos "parfois, les grands ont besoin d'aide de les enfants, et parfois, les grands sous-estiment trop les enfants!! Et c'est pas bien du tout! T'as compris?" (arti: terkadang, orang dewasa membutuhkan pertolongan anak-anak, dan terkadang orang dewasa terlalu meremehkan kami –anak-anak–, dan itu sangat tidak baik!! Kamu mengerti?). Well, aku sangat mengerti apa yang Nina maksud, karena aku juga sering merasakannya. Di dunia barat –yang aku tahu–, kebanyakan –yang berarti tidak semua anak– anak-anak yang merasa dirinya benar dan kemudian disalahkan oleh orang dewasa, mereka akan berani untuk memperjuangkan apa yang mereka yakini benar, bahkan kepada orang-tua sendiri, dan ketika orang dewasa menyadari bahwa mereka lah yang salah, mereka tidak akan segan untuk meminta maaf dan membenarkan si anak, mereka akan saling mengakui siapa yang salah dan siapa yang benar. Namun sebaliknya, di negara timur, khusus nya Indonesia, yang aku rasakan selama hampir 20 tahun hidup, bahwa orang dewasa selalu merasa diri mereka paling benar, dan terkadang, ketika mereka tahu bahwa mereka salah, mereka tidak mau mengakuinya dan lebih memilih untuk mempertahankan pendapatnya yang sebenarnya salah, atau bahkan mereka hanya akan diam. Mungkin tidak semua orang Indonesia seperti itu, tapi yang aku rasakan selama ini adalah apa yang telah aku sampaikan sebelumnya, bahwa orang dewasa selalu berpikir bahwa diri mereka paling benar dan anak-anak yang salah walaupun kenyataannya adalah terbalik. Dan sang anak pun akan merasa tidak enak, tidak sopan, lelah, atau semacam nya jika mereka harus melawan orang dewasa agar mereka bisa mengakui kesalahan mereka.
Mungkin kalian juga merasakannya di lingkungan rumah atau sekolah bahkan di tempat umum. Dan bagi kalian yang belum pernah merasakan kesenjangan tersebut, beruntung lah kalian hidup di dunia ini !! ^^
Jadi pada intinya, pelajaran kecil dari si kecil Nina bisa berarti besar untuk para orang dewasa. Bahwa jangan pernah meremehkan anak-anak, karena terkadang para orang dewasa tidak menyadari atau tidak mengakui bahwa anak-anak bisa melakukan hal-hal yang mereka anggap tidak mungkin atau bahkan hal-hal yang mereka tidak bisa lakukan!!
Sekian dan terima kasih,
Naila
La petite Nina |
No comments:
Post a Comment